Batam is just across the water from Singapore, so if you are looking for a weekend break to Indonesia then this is a great place to come. From Singapore it is a 40 minute ride to Batam on a speed boat and once you are there you can enjoy a huge range of activities far more cheaply than in many other parts of Southeast Asia.The island is famous as a place where people come to relax and get away from it all and as such it is one of the most popular tourist destinations in Indonesia. You won’t find a huge array of ‘attractions’ like historical sites as such, but you will find a number of resorts, spas, restaurants and cafes, and the nightlife here is lively with a good range of choices if you are looking for some entertainment in the evenings.
Laluan yang kami lalui bermula di Berjaya Waterfront, JB mengambil masa 2 jam untuk sampai ke Batam Island
dengan menaiki fery tambang RM 115 pergi dan balik .
Tiket ferry ke Batam ni agak mahal jugak, pergi balik RM115. Boleh beli pergi balik atau beli sehala sehala. Dari The Zone anda boleh beli tiket ferry ke Pulau Bintan juga. Biasanya kalau anda bercuti lama boleh la buat trip Pulau Batam dan Pulau Bintan. Pulau Bintan pun cantik jugak. Terdapat beberapa syarikat ferry di kaunter. anda boleh memilih untuk masuk ikut beberapa pelabuhan antaranya seperti Batam Center, Sekupang, Batu Ampar bergantung pada tiket. biasanya kalau pengunjung ke Batam ia akan beli tiket ke Batam Center. Perjalanan mengambil masa hampir 2 jam. Waktu di Indonesia lewat satu jam dari waktu di Malaysia.
Nagoya Mall ini antara yang terbesar jugak di Batam. Memang ramai kalau hujung minggu. Berdekatan atau bersebelahan Mall ini ada banyak hotel dari berbagai rupa bentuk .Kalau kita nak duduk hotel di Batam ni kita boking melalui booking.com. Hotel yang bertaraf 4-5 bintang berdekatan dengan Nagoya Hill Mall. Saya nak cerita pasal Mall ni saya tak pandai sbb saya bukan kaki shoping pun.. Diluar Mall ni pun ada juga kedai2, jadi kekadang anda boleh juga dapat barangan tertentu kat kedai2 ini. Kalau di Mall harga tetap.
Add caption |
Add caption |
Add caption Di Kireinn Hotel di Batam Center |
Add caption |
Factory Outlet ini terletak jauh sikit dari Nagoya Hill kena naik transport . Satu banggunan kecil tidak la besar sangat satu tingkat sahaja. Butik ini menjual pelbagai barangan berjenama yang murah dari berbagai negara. Biasanya ramai pelancongsinggah di Butik ini suka sangat shoping baju origenal , beg tangan, baju batik, kain batik, T. Shirt dan sebagainnya. Butik ini di buka dari jam 10 pagi hingga 10 malam.
INGIN TAHU ASAL USUL PULAU BATAM?
Nama batam yang berasal dari pulau Batang ini menurut legenda diambil karena hampir seluruh pantai batam yang menghadap ke laut cina selatan ditumbuhi batang pohon jenis tertentu yang khas. Pohon tersebut dibutuhkan oleh para pelaut dan sering singgahdi pulau batam untuk mengambilnya. Selain itu terdapat juga versi lain cerita nama pulau batam berasal dari “Batang” yang berarti “jembatan” atau “ jalur penghubung antar pulau Bintang (Bintan), Bulang (bulan), lingga, dan pulau-pulau lainnya ke temasik (singapura) dan johor.Versi lain ada yang menyebutkan dari nama perkampungan terawal di batam, yaitu “Batuampar” yang disingkat namanya menjadi “Batam”.
Nama Batam banyak disebut dalam catatan perjalanan bangsa asing dan dokumen sejarah, termasuk dalam Traktat London 1824 dan dokumen Kerajaan Riau-Lingga. Berdasarkan catatan China, Batam dan pulau sekitarnya sudah dihuni manusia sejak 231 M. sebagaimana Temasek (Singapura) yang pada masa itu masih disebut Pulau Ujung (karena berada diujung Tanah Semenanjung), pesisir Kepulauan Batam dihuni oleh Suku Laut atau disebut juga Orang Selat. Sedangkan didaratan (hutan belantara) dihuni suku pedalaman seperti Suku Sakai dan Suku Jakun. Kawasan Kepulauan Riau dan Tanah Semenanjung, termasuk kepulauan Batam, pernah menjadi wilayah Kerajaan Melayu Singapura, Kemaharajaan Melayu Malaka, Kemaharajaan Melayu (Johor, Riau, Lingga, Pahang dan Seluruh Daerah Taklukannya) dan Kerajaan Riau-Lingga. Pada awal Kemaharajaan Melayu (pasca-runtuhnya Melaka), kepulauan Batam menjadi wilayah langlang laut (pengawalan) Hang Nadim. Lakasamana Melayu berkhidmat sejak masa Sultan Mahmud Syah I dan Sultan Alauddin Riayat Syah II itu diberikan amanah sebagai Raja Laut atau Langlang Laut yang bertanggung-jawab membendung pengaruh bangsa asing (terutama Portugis) di kepulauan Melayu. Dan Kepulauan Melayu dimaksud termasuk Pulau Batam dan sekitarnya. Mengacu berbagai sumber, Edi Sutrisno dkk (Bercermin Sejarah Menyongsong Batam Masa Depan (2007) hlm. 3) menyebutkan, Penduduk Melayu yang bermukim di kepulauan Batam berasal dari Tanah Semenanjung Melayu (Malaysia dan Singapura sekarang) serta Jambi. Sebagaimana diketahui,, seputar abad ke-17 M, pernah terjadi perang antara Johor dan Jambi dan tidak tertutup kemungkinan para tentaranya banyak yang kemudian tinggal dan menetap di kepulauan Melayu, termasuk kawasan Batam. Sementara pendapat yang mengatakan berasal dari Tanah Semenanjung Melayu tak terbantahkan lagi, karena kepulauan Batam berdepan-depan langsung dengan kawasan itu. Masih menurut Edi Sutrisno dkk Bercermin Sejarah Menyongsong Batam Masa Depan (2007) hlm. 4), dalam abad ke-17 M sudah ada penduduk yang mendiami kawasan pesisir Bukit Layang, terdiri dari Suku Sakai yang hidup dengan mencari minyak kayu, damar, dan rotan. Sedangkan pada 1790, penduduk asli bernama A’lama yang beristrikan orang Melayu, mebuka wilayah yang kemudian bernama kampong Setenga. Pada 1813 dibuka pula perkampungan kelak yang bernama Patam yang didiami orang Melayu dari Pahang. Sementara itu, pada 1817 telah ditemui penduduk etnis China dikawasan Sei Panas. Etnis China juga banyak yang bermukim di kawasan lain di kepulauan Batam seperti Duriangkang, Mukakuning, dan Tanjunguncang, Waheng, dan sebagainya. Dan pada 1820 kawasan Teluk Lengong telah dihuni penduduk Melayu yang dipimpin Wak Gendut. Di masa Kerajaan Lingga-Riau atau Riau-Lingga (1819-1913), telah terjadi perpindahan besar-besaran orang Melayu ke Batam dan diantara mereka mebuka perkampungan yang kelak dikenal sebagai Nongsa, Tanjunguma, Tanjungpantun, Tanjungriau, Tanjungsengkuang, Telagapunggur, Tanjungbemban, Kampung Belian, Kampung Bagan, Labuan Garap, dan sebagainya. Yang berpindah dan membuka perkampungan di Batam tersebut umumnya kaum kerabat kerajaan. Selain sebai nelayan, mereka juga menanam gambur dan lada (hitam). Seiring itu, orang China juga banyak yang dating ke Batam serta bekerja di lading-ladang gambir dan lada.ada juga yang berkebun karet dan durian. Kemudian banyak yang berdagang serta membuka usaha pelayaran. Banyak tokoh dalam korpus sejarah Melayu yang telag diabadikan menjadi nama tempat atau nama jalan di bekas wilayah Kemaharajaan Melayu, baik di Malaysia, Singapura, Brunei Darusslama, dan Indoensia, apalagi di Provinsi Kepulauan Riau dan Riau. Khusus di Kota Batam, pengabadian nama tokoh dalam sejarah Melayu dalam sejarah Melayu di antara yang terpenting dapat disenaraikan sebagai berikut ini;